15 Hal yang Dipelajari dari Buku The Psychology of Money

30 January 2022

The Psychology of Money karya Morgan Housel

Buku The Psychology of Money karya Morgan Housel menjadi buku terakhri saya ditahun 2021. Katanya kesuksesan dalam mengelola uang tidak selalu tentang apa yang kamu ketahui tapi tentang bagaimana tentang kamu berperilaku. Seseorang genius yang kehilangan kendali atas emosinya bisa mengalami bencana keuangan. Sebaliknya, orang biasa tanpa pendidikan finansial bisa kaya jika mereka punya sejumlah keahlian terkait perilaku yang tak berhubungan dengan ukuran kecerdasan formal. Ada 15 hal yang saya pelajari dari buku ini:

1. Perilaku dan keputusan terhadap uang dipengaruhi oleh pengalaman pribadi masing-masing setiap orang. Yang tidak masuk akal bagi kita bisa jadi masuk akal bagi orang lain, atau sebaliknya. Misalnya orang yang tumbuh miskin, pas-pasan, kaya, atau kaya banget pasti beda cara berpikirnya tentang risiko. Hehe jadi inget mbak sebelah yang bilang 'Gimana kita bisa tau risikonya kalo enggak kita ambil? High risk, high return'. Lalu jadi trending di Twitter karena direspon banyak netizen. Pada bilang ya doi ngomong gitu karena ada back up keluarganya kalau gagal, sudah lahir kaya dan lain-lain. Ya gapapa dia ngomong gitu, yang perlu kita ingat ya dia ngomong gitu karena latar belakang dan pengalaman pribadi dia terhadap risiko. Yang perlu pinter-pinter nyaring ya kita sebagai netizen :) Pandangan terhadap saham juga bisa berbeda, apakah saat dia tumbuh saham sedang naik, stagnan, atau malah anjlok. Tidak ada yang salah dan benar. Apa yang penting, apa yang layak, apa yang terbaik kedepannya berbeda menurut satu sama lain. Tidak perlu memaksakan pandangan kita tentang uang kepada orang lain.

2. Hidup dipengaruhi hal lain selain usaha kita sebagai individu. 100% persen usaha kita tidak menentukan 100% hasil, ada namanya keberuntungan dan risiko. Kita perlu berusaha untuk berhasil. Tapi tidak semua keberhasilan disebabkan kerja keras, dan tidak semua kemiskinan disebabkan kemalasan. Ingat itu ketika menilai orang lain dan diri sendiri. Ada faktor takdir. Bersikap rendah hati ketika keadaan baik. Keberuntungan itu nyata. Supaya jadi pengingat diri ga takabur kalau lagi punya uang lalu ngerasa semua berkat kerja keras. Inget rejeki datangnya dari Tuhan :)

3. Penting mengetaui kapan harus merasa cukup. Katanya formula for happiness adalah reality minus expectation. Orang cenderung bahagia ketika realita hidup lebih baik dari apa yang dia expect. Unreasonably high expectations are often a recipe for disappointment. Terima bahwa kamu barangkali sudah punya cukup harta meski itu lebih sedikit daripada yang dimiliki orang sekeliling anda. Ini sih yang bikin saya tuh kalau berdoa suka minta semoga saya selalu merasa cukup.

4. Pendorong keberhasilan utama dalam pertumbuhan portofolio adalah waktu. Sedikit sedikit lama lama menjadi bukit. Kunci keberhasilan Warren Buffet sebenarnya adalah ia sudah menjadi investor sejak umur 10 tahun dan mendapatkan sebagian besar kekayaannya pada umur 60an. Yuk mulai sekarang yuk nabungnya dan investasinya!

5. Investasi bagus bukan hanya membuat keputusan bagus, melainkan secara konsisten tidak membuat kesalahan besar. Satu cara agar tetap kaya: kombinasi sikap hemat dan paranoid. Perlu pengakuan bahwa sebagian yang kita dapat itu karena keberuntungan, keberhasilan masa lalu bisa jadi ga akan keulang lagi. Kita juga perlu optimis mengenai masa depan dalam jangka panjang tapi tetap menyadari pasti diantaranya akan penuh ranjau dan cobaan, bahwa hidup ga selalu mulus. Makanya mungkin lebih baik daripada ngejar big returns lebih baik yang penting financially unbreakable.

6. Bisa jadi kita sebagain investor lebih sering salah tapi masih untung. Gapapa, kegagalan itu normal. Biasanya kalau liat orang sukses misalnya, kita fokus ngeliat hal besar yang menguntungkannya aja, padahal mungkin dibelakang itu banyak banget kerugiannya. 

7. Dividen tertinggi dari uang adalah kemampuan berbuat apapun yang diinginkan, kapanpun kita mau, dg siapapun yg kita inginkan. Atau dengan kata lain punya kendali atas kehidupan diri sendiri. 

8. Bisa jadi orang ingin kekayaan karena ingin rasa hormat dan kagum dari orang lain. Kenyataanya orang lain seringnya ngeliat kekayaan orang lain sebagai patokan untuk diri mereka sendiri supaya dihormati dan dikagumi. Kerendahan hati, kebaikan dan empati lebih mendatangkan banyak rasa hormat. Ga ada yg terkesan dengan harta kamu melebihi kamu sendiri. Misalnya kamu pake mobil mewah, tas dan baju branded dari ujung kepala sampai kaki, lalu kamu mikirnya "Gila gue keren banget ni pasti orang-orang liatin gue karena kagum banget sama gue", padahal mah mungkin orang bodo amat sama kamunya tapi lebih mikirnya "Wah kalau gue pakai mobil sama baju dan tas itu pasti keren". 

9. Kita cenderung menilai kekayaan orang dari apa yang kita lihat, mobil, rumah, baju, tas, foto instagram karena kita ga bisa liat isi rekening mereka. Namun kenyataannya kekayaan merupakan apa yang ga keliatan, aset finansial yang belum diubah jadi barang yang bisa dilihat. Sering kan ya denger cerita kalau orang liat nasabah prioritas tapi pakainnya 'cuma' kaos oblong, sendal jepit, bawa kresek. Atau bisa aja kita ngeliat orang "Wih keren pake barang mahal semua, mobilnya bagus" padahal masih ngutang semua, atau rekeningnya ga adaan yang penting gaya. Yuk kurang kurangin judge kekayaan orang dari yang kita lihat.

10. Menabung adalah cara paling ampuh menambah kekayaan. Menambah tabungan bukan dengan menambah pendapatan tapi menambah kerendahan hati, mengurangi ego. Hemat pangkal kaya! Gak usah peduli apa yg orang lain pikir tentang kita, gausah naluri pamer, apalagi karena FOMO doang pengen ikutan hype hehe. Anda ga bisa bangun kekayaan sebanyak apapun pendapatan anda kecuali anda menabung. Makanya sering orang gajinya naik tapi nabungnya ga ikut naik soalnya gaya hidup yang ikut naik 😂

11. Penting untuk merencanakan rencana kamu gak berjalan sesuai rencana. Siapkan ruang untuk kesalahan. Ketidakpastian adalah bagian kehidupan. Misal dalam investasi, asumsikan hasil masa depan lebih rendah dari perkiraan. Rencanakan risiko.

12. Tujuan dan keinginan orang berubah seiring waktu sehingga sulit membuat perencanaan finansial jangka panjang. Menabung ya menabung aja gak perlu ada alasan khusus.

13. Tiap perkerjaan itu keliatan gampang kalau bukan kamu yang melakuknnya. (Makanya komentarin orang lain paling enak hehe.) Ada harga yang harus dibeli untuk keberhasilan. Masalahnya harga keberhasilan investasi tidak langsung keliatan. Coba berpikir bahwa baik turunnya pasar sebagai biaya, bukan denda sehingga kita bisa bertahan sampai mendapat keuntungan investasi. 

14. Orang secara polos sering mengikuti petunjuk dari investor lain yang melakukan permainan berbeda: misal kamu tujuannya mau investasi jangka panjang tapi ikut-ikutan rekomendasi trader jangka pendek, cara mainnya beda. Ketahui permainan yang kamu lakukan. Jangan ikut-ikutan ya belajar dulu, pahami dulu kamu mau ngapain. 

15. Hanya kamu sendiri yang harusnya membuat keputusan mengenai uang kamu. Kamu sendiri ya, bukan orang tua, bukan tetangga. Kamu juga yang tanggung jawab misalnya kamu terjebak investasi bodong misalnya, ya coba siapa yang ikutan dan masukin uangnya secara sadar. 

Menurut saya buku ini memberi pandangan lain mengenai perilaku kita terhadap uang. Kalau kamu mau baca lebih lengkap kamu bisa baca bukunya langsung ya!

1 comment

  1. Aku udah baca buku ini dari pertengahan tahun 2021 tapi sampai detik ini belum kelar bacanya, hahahaha. Efek males banget baca buku. Sepanjang baca pun aku masih gak nangkep keseluruhan poinnya, ada beberapa sih yang nyantol pas di bagian cerita perbandingan orang kaya dan orang 'kaya' lainnya. Btw, thank you for sharing kak. Aku jadi mau ngelanjut baca bukunya habis ini.

    ReplyDelete